Manajemen PerawatPelatihan RS | DIKLAT RUMAH SAKIT | Pelatihan Rumah Sakit-Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada warga, Kota Bandung kekurangan 3 sampai 4 rumah sakit (RS). Tahun depan, Pemkot Bandung berencana membangun 2 RS pembebasan lahannya dilakukan tahun ini.Demikian diungkapkan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil kepada wartawan di sela-sela peletahan batu pertama RS Siloam Hospital di Jln. Sumatera Kota Bandung, Sabtu (27/9/14). “Belum ada kajian berapa RS yang harus dibangun oleh Pemkot Bandung untuk memberikan pelayanan maksimal kepada warga. Namun berdasarkan laproan dari dinas kesehatan kita masih kekurangan sekitar 3-4 RS. Tahun depan kita baru akan membangun dua RS,” ungkap Emil demikian Ridwan Kamil disapa.

Dikatakan, jika ada pihak swasta yang ingin mendirikan rumah sakit di Bandung pihaknya sangat berterimaksih karena ikut memberi pelayanan kepada warga Bandung. Selain itu, ke depan warga juga bisa memilih RS yang mereka inginkan. Terlebih jika RS tersebut suah berteknologi tinggi.

Sehingga warga yang berobat tidak perlu ke luar negeri cukup di Kota Bandung saja.

Sementara itu, Owner Lippo Graoup, James T Riady mengatakan pembangunan Siloam Hospital di Bandung bagian dari kontribusi pelayananperusahaan dalam memberi pelayanan kesehatan bagi warga Bandung khususnya.

“Kami berencana memberikan pelayanan yang total. Yang dilayani bukan hanya pasien kelas atas tapi juga kelas bawah. Kami juga di seluruh Siloam Hospital yang ada membuka pasien BPJS,” ujarnya. Dikatakan, pihaknya menargetkan Siloam Hospitak akan selesai dalam 16-17 bulan ke depan.

Sementara itu, Head of Coorporate Communication and CSR Siloam Hospital Group, Heppi Nurfianto mengatakan, investasi untuk membangun Silaom di Bandung sekitar Rp 400 miliar. RS tersebut direncakan akan dibangun 6 lantai dan terintegrasi dengan retail satu grup lainnya.

“Di RS ini selain dibangun tempat pelayanan kesehatan juga terintegrasi dengan hotel, mall, dan fasilitas lainnya. Kita akan menggunakan sekitar 1.500 karyawan lokal adapun tenaga luar negeri hanya sebagai konsultan, itu pun tidak banyak hanya 5 orang,” jelas Heppi.