Studi yang dilakukan National Institutes of Health (NIH) menemukan fakta bawah berat badan orangtua dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.Melansir Fox News pada Senin (9/1), salah satu peneliti dari NIH, Dokter Erwina Yeung mengatakan kalau anak dari ibu dengan berat badan terlebih, atau obesitas, cenderung memiliki masalah gerak motorik. Anak yang lahir dari ayah dengan obesitas cenderung mengalami kesulitan dalam bersosialisasi.Sedangkan anak yang lahir dari ibu dan ayah dengan obesitas cenderung tak bisa menyelesaikan masalah. Studi tersebut dilakukan setelah menemukan fakta kalau satu dari lima ibu hamil di Amerika Serikat mengidap obesitas.”Selama ini studi hanya melihat kemungkinan resiko yang dibawa oleh ibu. Namun, studi ini juga menemukan fakta bahwa berat badan ayah memengaruhi tumbuh kembang anak,” kata Yeung.
Hasil studi didapat setelah melakukan penelitan terhadap 5.000 wanita hamil di New York (tidak termasuk Kota New York) dalam kurun waktu 2008 sampai 2010.
Selama masa tersebut, mereka diminta melaporkan kondisi kesehatan, termasuk berat badan, sebelum dan sesudah kehamilan.
Para peneliti juga melihat pengaruh konsumsi obat peningkat kesuburan dengan tumbuh kembang bayi hingga usia tiga tahun.
Selanjutnya, anak-anak yang lahir dari masa tersebut diminta mengerjakan serangkaian tes untuk menilai perkembangan mereka.
Tes sendiri dilakukan enam kali, sejak usia empat bulan sampai tiga tahun.
Hasilnya, sebanyak 70 persen anak yang lahir dari ibu dengan obesitas cenderung mengalami kegagalan dalam mengerjakan tes psikomotorik.
Sementara, 75 persen anak yang lahir dari ayah dengan obesitas cenderung gagal dalam mengerjakan tes kemampuan sosial.
Bahkan, anak yang lahir dari ayah dan ibu dengan obesitas tiga kali lebih rentan gagal dalam menjalani tes pemecahan masalah.
Meskipun demikian, para peneliti belum menemukan secara pasti alasan obesitas orangtua dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Namun, berdasarkan studi yang dilakukan pada hewan, obesitas yang dialami ibu selama masa kehamilan dalam meningkatkan resiko peradangan yang mengakibatkan cedera pada otak janin.