peralatan ebolaPelatihan Rumah Sakit | Diklat Rumah Sakit – Dua orang Tanaga Kerja Indonesia asal Jawa Timur yang baru saja tiba dari Liberia tiba-tiba mengeluh demam. Meski gejala demam itu belum tentu Ebola tetapi pemerintah tak mau kecolongan. Keduanya langsung diperiksa dengan diambil specimen darahnya untuk dikirimkan ke laboratorium Balitbangkes Kemenkes RI di Jakarta. Untuk mengetahui disebabkan Ebola atau bukan, hasil pemeriksaan akan keluar paling lambat 48 jam setelah sampel diterima laboratorium.Meski selama ini tak ada WNI yang terindikasi terjangkit Ebola, namun, Jawa Timur sudah mempersiapkan rumah sakit khusus untuk merawat pasien Ebola. “Ada delapan rumah sakit rujukan regional,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Harsono ketika dihubungi VIVAnews, Minggu, 2 November 2014.

Delapan rumah sakit rujukan itu adalah RSU Soedono di Madiun, RSUD Jombang, RSUD Pare di Kediri, RSUD Tulung Agung, RS Saiful Anwar di Malang, RSUD Soepomo di Surabaya, RSUD Soebandi di Jember, dan RSUD Ibnu Sina di Gresik.

Menurut Harsono, di delapan rumah sakit itu telah disiapkan ruangan khusus isolasi untuk merawat pasien Ebola. Selain itu, disiapkan pula dokter khusus, para tenaga medis, alat-alat medis dan pakian yang digunakan agar para pekerja medis itu tak tertular endemik.

“Semua sudah dipersiapkan, standar untuk tangani pasien Ebola,” ujar dia.

Masing-masing rumah sakit, kata Harsono memiliki satu ruangan khusus yang bisa menampung sekitar 15 pasien. “Ada 15 bed dalam satu ruangan di masing-masing rumah sakit,” ujar dia.

Sebelumnya, dua warga Jawa Timur, yang masing-masing berasal dari Madiun dan Kediri, diduga terkena virus Ebola. Kini, keduanya masih menjalani perawatan.

Mereka harus menjalani isolasi dan pengawasan khusus karena masa inkubasi Ebola antara 2 sampai 21 hari. Sampai saat ini, keduanya sudah memasuki hari ketujuh dan kondisinya semakin membaik.

Sebelum tiba di kota asalnya, kedua pasien tersebut sudah menjalani penelitian dan pemeriksaan saat masih berada di Liberia dan Jakarta.