Pelatihan Rumah Sakit | Diklat Rumah Sakit-RSUP dr Kariadi meresmikan rumah singgah di Jalan Dr Soetomo Nomor 4, Senin (7/7). Peresmian dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Tempat tersebut diperuntukkan bagi pasien dari luar kota yang menunggu antrean ruang rawat inap.Direktur Utama RSUP dr Kariadi, Bambang Wibowo menuturkan, rumah singgah tersebut memiliki kapasitas sebanyak 16 tempat tidur. Fasilitas tersebut dimaksudkan untuk mangatasi penumpukan pasien dan keluarga yang menunggu ruang rawat inap. Bambang menerangkan, jumlah daftar tunggu di rumah sakit rujukan selalu membludak.

”Rumah singgah ini menjadi jawaban terhadap persoalan yang dihadapi pasien dan keluarga,” ujarnya.

Dia mengakui, rumah sakit seringkali kewalahan mengatasi masalah pasien daftar tunggu. Jumlah daftar tunggu pasien VIP hingga kelas III tercatat mencapai 900 orang. Persoalan tersebut semakin banyak sejak diberlakukan sistem kesehatan BPJS.
Menurutnya, domilisi pasien rumah sakit rujukan ini sangat beragam dari dalam kota hingga luar provinsi. Pasien dari Semarang mencapai 37%- 38%, pasien dari seluruh wilayah Jateng mencapai 58% dan luar provinsi sekitar 4%.

Dikelola Dharma Wanita

”Pasien tunggu untuk tempat tidur masuk Kariadi (rumah sakit) sekitar 5-6 hari. Permasalahan ini sudah lama namun baru bisa direalisasikan untuk memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan. Keberadaan rumah ini sebagai bentuk jawaban dan tanggung jawab rumah sakit yang dikelola Dharma Wanita RSUP dr Kariadi,” ujarnya.
Pihaknya juga menambah jumlah mobil jenazah gratis untuk meringankan beban dari keluarga tidak mampu. Jumlah total keseluruhan sebanyak tiga buah mobil.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengharapkan, rumah singgah menjadi jawaban dari persoalan.
”Hujatan masyarakat tidak hanya ditujukan ke rumah sakit namun juga ke kantor Pemprov. Ya tidak apa-apa, ternyata tugas gubernur juga mengurusi pasien.”

Dikatakan, keluhan masyarakat terkait antre kamar karena kapasitas tidak mencukupi harus direspons. ”Jika tinggal sementara di rumah singgah akan memudahkan kontrol ke dokter karena jarak lebih dekat. Sosialiasi harus dilakukan agar dapat dimanfaatkan,” ujarnya