Sebuah rumah sakit di Amerika Serikat (AS) bagian selatan, Kamis (31/7/2014) waktu setempat, mengatakan, sedang bersiap menerima seorang pasien ebola “dalam beberapa hari mendatang”. Pasien itu akan menjalani perawatan di unit isolasi khusus milik rumah sakit tersebut.Kabar tentang penundaan perpindahan pasein itu datang hanya beberapa jam setelah otoritas kesehatan AS mengeluarkan sebuah peringatan perjalanan ke tiga negara di Afrika Barat terkait menyebarnya virus yang mematikan itu. Wabah tersebut hingga saat ini telah menewaskan 729 orang di Afrika Barat sejak Maret, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).aEZEW`

“Emory University Hospital telah diberi tahu bahwa ada rencana untuk mentransfer seorang pasien yang terinfeksi virus ebola ke unit isolasiĀ  khusus rumah sakit dalam beberapa hari ke depan,” kata lembaga itu.

Rumah sakit, yang terletak di Atlanta, Georgia, itu mengatakan, pihaknya “memiliki sebuah unit isolasi khusus yang didirikan dengan bekerja sama dengan” Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Unit isolasi itu “secara fisik terpisah dari daerah para pasien lain dan memiliki sejumlah peralatan dan infrastruktur unik yang memberikan isolasi klinis luar biasa ketat.”

Masih belum jelas apakah pasien tersebut merupakan salah satu dari dua warga AS yang terserang virus itu di Liberia. Keduanya stabil, tetapi dalam kondisi serius.

CNN, yang mengutip sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa sebuah penerbangan carter medis telah meninggalkan Georgia untuk mengevakuasi kedua orang itu. Setidaknya satu orang akan dibawa ke Emory University Hospital, kata CNN yang mengutip pejabat rumah sakit.

Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan, pembicaraan sedang berlangsung tentang kemungkinan evakuasi medis bagi para pekerja kemanusiaan AS yang terjangkit Ebola. “Departemen Luar Negeri dan CDC sedang bekerja untuk memfasilitasi opsi tentang kemungkinan pengangkutan via udara untuk pasien asal Amerika, khususnya pekerja kemanusiaan Amerika,” katanya.

Marie Harf, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, menambahkan, “Setiap tindakan pencegahan akan diambil demi memindahkan pasien dengan selamat dan aman, untuk memberikan perawatan penting dalam perjalanan, dan untuk mempertahankan isolasi yang ketat saat tiba di Amerika Serikat.”

Dalam peringatan perjalanannya (travel warning), CDC mendesak “semua warga AS untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.” Kepala CDC Tom Frieden menekankan bahwa kontak langsung dengan cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi yang menunjukkan gejala seperti demam, muntah, dan diare, dapat menularkan ebola. “Sangat penting untuk memahami bagaimana penyakit itu menyebar,” kata Frieden kepada wartawan. “Penyakit itu tidak menular dari orang-orang yang tidak menderita penyakit tersebut.”

Dia mengatakan, peringatan perjalanan dikeluarkan karena wabah ebola yang sedang berlangsung di negara-negara itu menimbulkan risiko potensial bagi wisatawan. “Terutama jika Anda bepergian ke daerah itu dan Anda kebetulan jatuh sakit atau terluka dalam kecelakaan mobil dan perlu pergi ke fasilitas medis yang mungkin diketahui atau tidak diketahui terpapar virus ebola.”

Bulan depan, CDC juga mengirimkan 50 spesialis tambahan ke daerah-daerah di Afrika Barat, katanya.

Namun, Departemen Luar Negeri AS tidak punya rencana untuk menutup kedutaan di negara-negara yang terkena dampak atau untuk mengurangi stafnya.

Frieden memperingatkan, dalam situasi yang terbaik sekalipun, wabah itu bisa berlangsung selama enam bulan atau bahkan lebih. “Hal itu seperti memerangi kebakaran hutan. Jika Anda meninggalkan walau hanya sebuah bara saja, satu kasus yang tidak terdeteksi, itu bisa memicu epidemi lagi.”

Bagian penting dari respons terhadap penyakit itu adalah mengisolasi pasien yang sakit, kata Frieden. “Setiap rumah sakit dengan unit perawatan intensif punya kapasitas untuk mengisolasi pasien,” katanya. “Tidak ada yang sangat khusus tentang mengisolasi pasien ebola, selain bahwa sangat penting untuk melakukan hal itu dengan benar.”