Pelatihan Rumah Sakit | Diklat Rumah Sakit- Dokter merupakan profesi yang jadi favorit banyak anak-anak. Citra dokter yang pintar, bekerja dengan jas putih dan punya kemampuan mendeteksi dan mengobati penyakit dianggap sesuatu yang hebat oleh anak. Lobi Mount Elizabeth Hospital Singapura pada Minggu pagi, 28 September 2014, ramai oleh celoteh riang anak-anak yang pagi itu akan belajar mengenai bidang-bidang pelayanan di rumah sakit. Lobi yang besar itu diubah menjadi area Hospital Land yang memiliki beberapa “pos”, mulai dari radiologi, struktur tubuh, kesehatan mata, apoteker, dan mencoba aplikasi ‘Doctor for a Day’ di tablet.
Puluhan anak-anak berusia 4-10 tahun itu terbagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari 9-10 anak. Dibimbing oleh satu pemandu, setiap kelompok berbaris rapi menuju setiap pos. Di pos radiologi, terdapat satu buah alat CT-Scan berukuran mirip dengan aslinya tapi sebenarnya terbuat dari kertas.
Pagi itu Nindia (6), diminta menjadi pasien dan berbaring siap untuk “dipindai” kesehatannya. Sementara itu anak-anak lain di kelompoknya mendorong alat CT-Scan tersebut perlahan-lahan, mirip dengan pemeriksaan asli di mana alat tersebut berjalan perlahan dari bagian tubuh atas sampai kaki. Setelah Nindia, anak lain yang ingin mencoba menjadi pasien bergantian berbaring di semacam tempat tidur pemeriksaan.
Setelah mengoperasikan alat CT-Scan, anak-anak itu mendapat penjelasan tentang fungsi alat tersebut dan penyakit apa saja yang bisa dideteksi. Anak-anak juga bebas bertanya jika ada sesuatu yang belum jelas.
Kemudian mereka berpindah ke pos-pos lain dan mencoba berbagai permainan yang ada. Misalnya saja di pos farmasi, anak-anak akan belajar meracik obat dari resep dokter, atau belajar mengenal organ tubuh di pos Build a Body. Dari setiap pos, anak-anak akan mengumpulkan pin menarik sesuai dengan tema pos yang diikutinya.
Menurut Lyyndy Lee, Marketing Communication Regional Parkway Hospital Singapura, tujuan dari program Hospital Land ini adalah mengenalkan anak-anak pada industri medis dengan cara menyenangkan dan interaktif.
Walau baru pertama kali diadakan, tapi minat orangtua untuk mendaftarkan anak-anaknya pada program ini cukup tinggi. “Dalam acara dua hari, tanggal 27 dan 28 September 2014, sudah ada sekitar 1000 anak yang mendaftar. Tiket yang kami jual habis beberapa hari sebelum acara,” katanya.
Selain itu, anak-anak juga diajari untuk menerapkan gaya hidup sehat, mengenal makanan sehat dan tidak sehat, serta cara memakai perban pada bagian tubuh yang luka.
Seusai mengikuti tur profesi medis di Hospital Land, anak-anak bisa melanjutkan kegiatan Doctor for a Day (DFAD) yang berada di lantai dua rumah sakit. Di sini, seluruh kamar-kamar di rumah sakit diubah menjadi 5 experience room, semacam ruangan praktek dokter. Para dokter cilik ini juga wajib mengenakan pakaian kerja dokter, berupa baju dokter, penutup kepala, sampai sarung tangan.
Ada beberapa ruangan “praktek” yang tersedia. Di ruangan pertama dimulai dari pengenalan peralatan dokter, seperti mengapa dokter menggunakan masker dan penutup rambut, cara mencuci tangan yang efektif sebelum menangani pasien, hingga belajar menggunakan stetoskop dan termometer.
Di kamar selanjutnya yang merupakan kamar bayi, anak-anak belajar cara mengganti popok bayi. “Ada beberapa penyebab bayi menangis, bisa karena popoknya basah atau karena ia lapar. Nah, sekarang yuk kita coba mengganti popok bayi,” jelasĀ pemandu di ruangan bayi ini.