TNI Angkatan Laut membangun rumah sakit lapangan dengan mendirikan tenda di kaki Gunung Kelud, Desa Wates, Kecamatan Wates, Kediri, Jawa Timur, untuk menangani korban erupsi Gunung Kelud. Komandan Pelayanan Kesehatan Posko Bencana Erupsi Gunung Kelud TNI AL Mayor Rudi Pandapotan Napitupulu mengatakan, ada tujuh buah tenda untuk pelayanan rumah sakit lapangan. “Tujuh tenda yang saya peruntukkan untuk IGD (instalasi gawat darurat) satu tenda, empat tenda rawat inap dan dua tenda rawat jalan,” ujar Rudi, saat ditemui di sela-sela pembangunan tenda, Sabtu (15/2/2014).

Menurutnya, tenda IGD dan rawat jalan masing-masing mampu menampung 50 orang pasien.

“Kalau tenda rawat inap, setiap tendanya menampung 20 orang. Jadi empat tenda untuk menampung 80 orang pasien,” ujar dia.

Rudi mengatakan, ada 51 tenaga medis yang bertugas di lapangan, di antaranya ada satu orang dokter bedah, lima orang dokter umum, dua orang ahli farmasi.

“Sisanya paramedis dan petugas tiga unit ambulans,” ujar anggota Batalyon Kesehatan 1 Marinir Surabaya, Jawa Timur itu.

Sejauh ini, kata Rudi, baru tiga tenda yang didirikan di Desa Wates. Sementara, empat buah tenda lainnya disiagakan.

“Karena saya dengar, di atas masih ada desa yang belum tersentuh bantuan sama sekali. Begitu ada perintah, saya akan langsung ke sana. Sementara siaga di sini dulu,” katanya.

Desa Wates berada pada jarak 18 kilometer (km) dari puncak Gunung Kelud. Erupsi Gunung Kelud yang terjadi pada Kamis (13/2/2014) malam menyebabkan tiga orang tewas dan 76.388 jiwa mengungsi.