Demi mencetak kualitas sumber daya manusia yang cemerlang tentunya membutuhkan waktu dan proses. Bahkan proses ini semestinya sudah mulai dilakukan sedini mungkin bahkan sejak dari dalam kandungan. Masa pertumbuhan dan perkembangan paling pesat seorang anak terjadi selama seribu hari pertama sejak kehidupan, yaitu sejak terjadinya pembuahan dalam kandungan hingga ulang tahun kedua seorang anak.Ketika pada seribu hari pertama seorang anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, ini dapat mengakibatkan risiko jangka panjang bagi anak ketika dewasa. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 melaporkan kejadian stunting yang tinggi sebesar 37,2% serta gizi kurang dan buruk sebesar 19,6%. Bahkan dilaporkan juga bahwa sekitar 10-15% anak mengalami keterlambatan perkembangan.
Data di atas tentu mengkhawatirkan bagi para orangtua. Salah mengambil langkah untuk sang anak ketika kecil, justru dapat menurunkan kualitas hidupnya di masa dewasa. Tidak sedikit juga orang tua yang beranggapan bahwa perawakan pendek atau kurus anaknya ketika kecil sebagai hal yang wajar dan normal serta dapat diperbaiki ketika mencapai masa pubertas. Padahal 1.000 hari pertama kehidupan adalah masa pertumbuhan paling penting. Cara paling sederhana yang dapat dilakukan oleh orangtua terhadap tumbuh kembang anak adalah dengan memerhatikan, mengamati dan terus memantau anaknya.
Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan dengan pengukuran berat badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala secara berkala. Sedangkan untuk perkembangan anak dapat dipantau dengan memerhatikan kemampuan motorik kasar seperti duduk, berdiri, jalan dan berlari serta kemampuan motorik halus seperti menggambar dan menulis, berbicara, bahasa, kognitif dan sosial. Terdengar sederhana memang mengamati tumbuh kembang anak, namun tidak jarang orang tua yang juga keliru dalam melakukan pantauan terhadap anaknya.
Demi memudahkan para orang tua untuk memantau tumbuh kembang sang buah hati, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meluncurkan aplikasi pemantauan pertumbhan dan perkembangan anak. Aplikasi ini diberi nama Program IDAI untuk Membangun Anak Indonesia (PRIMA) yang dapat dengan mudah digunakan oleh para orang tua.
Aplikasi ini merupakan aplikasi digital pertama resmi hasil pemikiran IDAI untuk mempermudah pemantauan tumbuh kembang anak dan membangun generasi anak Indonesia yang lebih baik lagi. Dengan aplikasi ini, pertumbuhan anak dapat dipantau menggunakan pertumbuhan milik World Health Organization (WHO) dan kurva dari Center for Disease Control and Prevention (CDC, 2000). Indikator yang umum digunakan di Indonesia adalah indokator berat badan menurut tinggi badan, juga ada indikator lain seperti indikator tinggi badan menurut usia, dan berat badan menurut usia serta lingkar kepala.
“Perkembangan anak akan sangat mudah dipantau dengan aplikasi ini. Caranya adalah dengan memantau sesuai kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP),” kata Dr Bernie Endyarni Medie SpA(K), MPH, Pakar Aplikasi PRIMA. Kuesioner ini sudah dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan IDAI dan organisasi profesi lain, berisi 9 atau 10 pertanyaan sesuai kelompok usia yang mudah dimengerti oleh para orang tua. (EVA)