Demi Tumbuh Kembang, Anak Usia 5-12 Perlu Olahraga 60 Menit per Hari
Pelatihan Tumbuh Kembang Anak – Banyak bergerak bagi anak bukanlah hanya sekadar sebuah kebiasaan namun juga merupakan kebutuhan. Anak usia 5-12 tahun setidaknya harus melakukan aktivitas fisik selama 60 menit setiap hari demi tumbuh kembang tulang, otot dan otaknya.
Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes selaku Ketua Indonesia Asosiasi Ahli Gizi Olahraga (ISNA) mengatakan tulang dan otot anak memang telah diatur sedemikian rupa untuk terus bergerak agar tulang dan ototnya bertumbuh. Akan tetapi, setiap gerakan anak harus dilakukan dengan baik yakni yang terukur dan teratur.
Dr. Rita mengatakan gerakan yang seperti itu akan mengoksigenisasi jaringan tubuh anak. Kalau jaringan tubuh anak ada tulang, ada otot, ada sel, otak kalau teroksigenisasi dengan baik maka tulang akan bertumbuh dengan baik, otot juga berkembang dengan baik maka pertumbuhan tinggi badannya akan maksimal apalagi kalau dia mengkonsumsi kalsium sesuai kebutuhan dia.
Untuk proses belajar juga demikian, otak anak membutuhkan energi yang didapatkan dari karbohidrat kompleks sekaligus butuh oksigen untuk bisa membuat otak tersebut melakukan proses berpikir. Oksigen akan didistribusikan ke otak kalau seorang anak aktif bergerak.
Dr. Rita menjelaskan bahwa gerakan sangat menentukan bagaimana mengoptimalisasi pertumbuhan anak juga optimalisasi berpikirnya anak dan juga untuk memorinya anak. Tidak hanya itu gerakan yang terstruktur dan terukur juga berdampak pada imunitas anak. Setiap gerakan anak akan menstimulasi aktivitas di dalam saluran cerna.
Lebih lanjut dr. Rita menambahkan, di dalam saluran cerna terdapat mikrobiota yang bertanggung jawab untuk mengaktifkan kerja imunitas. Ini juga bertanggung jawab menyerap zat gizi yang bertugas untuk mengeluarkan hormon bahagia pada otak.
Cara Membiasakan Olahraga 60 Menit per Hari
Dr. Rita mengatakan olahraga 60 menit per hari merupakan anjuran yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO untuk anak usia 6-12 tahun. Olahraga ini tidak boleh sembarangan, namun harus seimbang antara aktivitas untuk fisik seperti aerobik, tulang, dan otot.
Untuk menciptakan perilaku sadar olahraga pada anak, harus dimulai dari orangtua terlebih dulu dengan memberikan contoh nyata. Misalnya, orangtua menyediakan waktu khusus untuk bersama-sama berolahraga dan bukan hanya sekadar memberikan perintah.
Hal kedua yang harus dilakukan orangtua untuk membangun perilaku sadar olahraga adalah dengan menyediakan ruangan atau tempat khusus dan waktu untuk anak. Jika memungkinkan, belilah peralatan untuk berolahraga seperti bola dan lainnya.
“Kalau sudah rutin dilakukan enggak perlu disuruh lagi. Ketiga, cari tahu anak senangnya apa, senangnya gerakan yang mana dan kita beri contoh setelah itu kuatkan dengan pujian dan konsistennya. Kata kuncinya orangtua harus ikut,” tandasnya.