Pelatihan Rumah Sakit | DIklat Rumah Sakit
Puluhan pasien ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah, Kabupaten Pandeglang terlantar; lantaran sejak jelang Tahun Baru 2015, dokter yang menangani pasien hamil tidak berada di tempat karena sedang cuti akhir tahun. Suami salah satu pasien RSUD Berkah, Rumdhanu, warga Desa Nembol, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, mengungkapkan, pada Sabtu (27/12) malam lalu, ia membawa istrinya untuk melahirkan ke RSUD Berkah untuk dioperasi caesar. Namun dirinya terpaksa melarikan isterinya ke RS yang berada di Serang.”Ya alasan mereka operasi caesar tidak bisa dilakukan karena dokter yang menangani operasi sedang ngambil cuti. Padahal waktu itu, isteri saya sudah pecah ketuban. Kondisi ini berbahaya buat isteri dan anak saya. Untung saja saya bawa ke Serang dan sempat tertolong,”ujar Dhanu, di salah satu RSIA di Serang, kemarin.
Danu menceritakan, saat tiba di RSUD Berkah tak sedikit pasien yang sama. Bahkan kata dia, kondisi pasien bahkan sempat terlantar menunggu informasi penanganan yang dilakukan rumah sakit.
Ia juga mengaku, pihak rumah sakit menawarkan dua pilihan tindakan kepada istrinya yakni divacum atau dibedah. Namun, karena vacum dinilai membahayakan, akhirnya ia memilih untuk menggunakan tindakan bedah.
“Tapi pihak RSUD justru mengungkapkan bahwa dokter yang menangani operasi caesar sedang cuti tahunan. Akhirnya kami dirujuk karena dokternya cuti sampai tanggal 1 Januari. Ada klinik di Pandeglang, tapi dokter anastesinya juga dari RSUD yang sedang cuti,” ungkapnya.
Lalu, tambah dia, pihak keluarga menelepon sejumlah rumah sakit umum di daerah lain agar dapat menggunakan asuransi BPJS Kesehatan. Namun, hampir semua rumah sakit mengalami problem yang sama. Akhirnya, pihak keluarga menerima informasi rumah sakit bersalin yang tersedia 24 jam ada di Kota Serang. “Jadinya, kami tidak bisa gunakan BPJS,” tutur Danu.
Kakak Danu, Nazarudin, mengungkapkan, berdasarkan hasil obrolannya dengan staf rumah sakit bersalin ada sepuluh pasien yang mengalami hal sama dengan adiknya. Bahkan, ada pula pasien dari daerah lain yang mengalami nasib sama.
Dini, salah satu pasien lain mengungkapkan, terpaksa ke Kota Serang untuk melahirkan anak pertamanya. Awalnya, ia ditolong bidan saat mulai proses persalinan, tetapi setelah pembukaan keenam, bayinya tak juga keluar maka bidan merujuk untuk dilakukan operasi caesar.
“Tapi informasi dari bidan, tidak ada dokter di RSUD Berkah. Jadi saya dirujuk ke sini. Ya saya mah ikut kata bidan saja,” ujar perempuan yang tinggal di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang ini.
Dini juga mengaku berencana menggunakan BPJS Kesehatan. Sejak jauh-jauh hari, Dini sudah membuat BPJS untuk mengantisipasi biaya persalinan.
Pembuatan BPJS Kesehatan itu berdasarkan anjuran dari bidan. Namun, karena ia harus ditangani di rumah sakit swasta, maka BPJS yang sudah dibuatnya tak bisa digunakan. “Ya yang penting selamat. Di Pandeglang ada klinik, tapi saya dirujuknya ke sini,” ungkap Dini.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Berkah Pandeglang, Susi Badrayanti, membenarkan bahwa pelayanan kesehatan di instansinya tidak optimal. Namun bukan karena pegawai cuti, tetapi akibat trafo rumah sakit meledak.
Upaya pemasangan genset yang berkapasitas 260 KVA, lanjutnya, belum maksimal karena tak sebanding dengan kebutuhan. “Tak benar, adanya pasien yang dirujuk ke rumah sakit di Kota Serang dan RSUD Rangkasbitung, karena pegawai kami yang tak ada, tapi karena insiden trafo yang rusak,” katanya, kemarin.
Susi mengaku, instansinya berupaya memperbaiki permasalahan tersebut. Bahkan, kata dia, sudah lapor kepada pimpinan dan akan segera ditindaklanjuti. “Insiden meledaknya trafo listrik bukan disengaja, melainkan hal yang tidak diduga sebelumnya,” tandasnya seraya mengungkapkan, ada 250-an pegawai di instansinya kini tetap menjalankan tugas.
Mulai dari cleaning service, perawat, bidan hingga dokter tetap menjalankan tugas seperti biasa. “Tidak ada yang cuti seorang pun. Semua pegawai masuk, meski Tahun Baru,” katanya. (bud)