Pelatihan Tumbuh Kembang- Status gizi kurang merupakan salah satu permasalahan pertumbuhan yang mengacu pada kondisi berat badan yang ideal menurut tinggi badan. Kondisi ini dapat diakibatkan oleh asupan gizi yang kurang, penyakit kronis, masalah kesulitan makan, praktek pemberian makan yang salah dan ketidaktahuan orangtua. “Kondisi berat badan kurang pada balita akan menyebabkan berbagai dampak yang merugikan baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang,” kata DR. Dr. Conny Tanjung, Sp.A(K) Risiko yang terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga rentan terhadap penyakit, anak tidak tumbuh optimal dan cenderung tumbuh pendek.
Juga gangguan perkembangan otak dan fisik seperti gangguan daya pikir hingga interaksi social, serta berbagai penyakit degeneratif.
Orangtua perlu lebih mewaspadai kondisi anak dengan berat badan kurang dan memantau berat badan, serta tinggi badan anak secara cermat.
“Selain mengupayakan pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan untuk mengejar berat badan ideal (sesuai tinggi badannya), orang tua juga perlu untuk aktif melakukan pemantauan rutin pertumbuhan anak di layanan kesehatan yang paling mudah dijangkau, untuk memantau status gizi dan mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan. Jika berat badan anak sudah terdeteksi berada di bawah kurva pertumbuhan, maka orang tua perlu segera mencari bantuan penanganan yang tepat dari tenaga kesehatan untuk memperbaiki status gizi anak,” kata dr Conny.
Dalam usia tumbuh kembang, dimana anak belum bisa menentukan sendiri apa yang baik untuk mereka konsumsi, maka orang tua adalah penentu dalam memilih asupan dan pola makan yang baik bagi anak. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk memilki persepsi yang benar dalam menghadapi masalah berat badan kurang pada anak.
Psikolog Ajeng Raviando mengatakan, upaya perbaikan gizi memerlukan peran aktif keluarga, terutama orang tua dan dukungan penuh dari lingkungan sekitar.
Selain memperhatikan pola makan dengan aktif mencari informasi dan mengkreasikan menu untuk membuat anak tertarik mengkonsumsi makanan bergizi, dalam perspektif pola asuh, orangtua juga perlu turut andil memberikan contoh kebiasaan pola makan yang baik di rumah dan menyediakan waktu makan bersama yang berkualitas dengan anak.
“Di usia balita anak-anak menyerap apapun dengan cepat, orang tua juga perlu menyampaikan kalimat dengan positif agar tertanam afirmasi yang baik di benak mereka tentang makanan,” katanya.
Sayangnya, banyak orang tua tidak menganggap masalah berat badan anak mereka sebagai masalah yang besar.
Orang tua juga seringnya tidak siap untuk melakukan perubahan untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa orang tua cenderung menghindari percakapan tentang masalah berat badan anak agar tidak menjadi beban psikologis bagi diri mereka sendiri.
Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan, sebagai perusahaan yang memiliki komitmen mendukung perbaikan gizi, tidak hanya menyediakan produk nutrisi dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau, kami juga secara berkesinambungan memberikan edukasi mengenai gizi. Hal ini kami lakukan untuk memastikan bahwa kehadiran kami dapat memberikan dampak kesehatan ke sebanyak mungkin masyarakat dunia dan khususnya untuk Indonesia.”
Pemerintah dalam Hari Gizi Nasional mengkampanyekan peran keluarga sebagai tonggak utama dalam kesadaran gizi, termasuk pentingnya pemantauan status gizi secara rutin. Sebagai bentuk dukungan, Danone Indonesia menyediakan platform website www.cekberatanak.co.id.
“Website ini diharapkan dapat memudahkan orang tua dalam memantau berat badan ideal si Kecil dari mana saja dan kapan saja. Dengan rutin mengecek kurva pertumbuhan anak melalui website ini, semoga orang tua dapat lebih siap dan waspada bila terjadi gejala berat badan kurang sehingga segera mencari solusi dengan berkonsultasi kepada ahli kesehatan terdekat”, kara Arif