Pelatihan Rumah Sakit | Diklat Rumah Sakit | Manajemen Rumah Sakit- Tidak zamannya lagi rumah sakit, khususnya milik pemerintah daerah mengejar setoran untuk pendapatan asli daerah (PAD). Bila orientasi RS masih demikian, maka tidak akan ada ruang bagi warga miskin mendapatkan pelayanan kesehatan.Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam sambutan saat meresmikan pembukaan gedung dan pelayanan layanan radioterapi di RSUD Dr Moewardi Surakarta, Rabu (19/3) mengatakan, ketidaksetujuanya dengan stigma rumah sakit umum daerah (RSUD) itu sebagai sumber pendapatan APBD. Menurutnya, RS di daerah agar mengutamakan pelayanan bagi rakyat kecil, bukan mencari untung sebanyak-banyaknya.
“Tapi faktanya secara terang-terangan menunjukkan bahwa RSUD merupakan sumber pendapatan bagi APBD, dan saya sebenarnya tidak setuju,” kataya.
Orang nomor satu di Jateng ini berharap, RSUD bisa memberikan pelayanan prima kepada pasien. Sehingga masyarakat yang berobat itu lekas sembuh, bukannya memikirkan biaya rumah sakit yang tinggi.
“Jangan sampai warga miskin yang sedang berobat tidak nyaman karena memikirkan ongkos pengobatan. Tetapi berilah mereka kemudahan pengobatan dan pelayanan kesehatan, karena pemerintah telah menjamin melalui BPJS dan JKN,” katanya.
Khusus di RSUD Dr Moewardi, Ganjar meminta pihak direksi membuat layanan satu pintu bagi masyarakat kecil. Menurutnya, RSUD Dr Moewardi memiliki orang-orang yang mampu membuat pelayanan khusus tersebut.
“Saya berharap RSUD DR Moewardi secepatnya membuat pengelolaan pelayanan yang efisein, termasuk pembenahan fasilitas rumah sakit. Bila rumah sakit bersih, pelayanan baik, dan ruangan RS tidak bau obat. Saya yakin banyak pasien yang akan berkunjung ke sini,” tandasnya.
Direktur RSUD Dr Moewardi, drg Basuki Sutarjo menambahkan, dalam memberikan pelayanan bagi pasien, RS-nya memberikan pelayanan terbaru di bidang radioterapi. Lewat APBD Provinsi rumah sakitnya telah menambah peralatan kesehatan senilai Rp 35 miliar, dan rencana pembangunan ruang parkir delapan lantai yang akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 22 M.