Pelatihan Rumah Sakit | Diklat Rumah Sakit -Kunjungan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan dalam kurun tiga tahun terakhir terus meningkat. Pada 2011 tercatat 7.907 warga berobat di salah satu rumah sakit milik Pemkab Sleman itu. Tahun berikutnya angka kunjungan bertambah jadi 8.881 pasien, dan pada 2013 mencapai 9.985 pasien. Namun di lain sisi, kondisi itu tidak diimbangi dengan jumlah tenaga medis yang memadai. Direktur RSUD Prambanan, drg. Isa Dharmawidjaja mengungkapkan saat ini baru ada 10 perawat di setiap bangsal. Idealnya dibutuhkan 12 orang tenaga. “Kami punya empat bangsal, tapi tenaga medis yang tersedia terbatas. Jumlah dokter spesialis juga masih kurang khususnya dokter mata dan anestesi,” katanya, Minggu (1/6).

Selain tenaga kesehatan, pihaknya juga kesulitan memperoleh asisten apoteker. Rumah sakit yang terletak di Jalan Prambanan-Piyungan itu kini baru memiliki 6 asisten apoteker sedangkan idealnya ada 9 orang. Kendala itu berimbas pada layanan di bagian obat yang menjadi lambat. Semestinya, satu orang pasien dapat terlayani dalam kurun 30 menit tapi sekarang masih butuh waktu satu jam.

“Kami memang kesulitan mendapat asisten apoteker. Dulu dari tiga lowongan yang dibuka, hanya dua orang yang mendaftar sehingga otomatis diterima semuanya,” papar Isa.

Untuk menyiasati persoalan itu, pihaknya berupaya merekrut tenaga bantu administrasi resep dari lulusan SMA. Selain itu agar pasien dan keluarganya tidak jenuh menunggu telah disiapkan fasilitas taman dan kafetaria serta pemutaran film di ruang tunggu.

Isa berharap permasalahan SDM ini dapat segera diatasi. Apalagi mengingat RSUD Prambanan merupakan rumah sakit penyangga Kabupaten Klaten, khususnya wilayah bagian barat yang berbatasan langsung dengan Sleman. Bahkan dari ribuan pasien yang berobat, sebagian merupakan warga luar daerah seperti Gunung Kidul, Klaten, dan Bantul.